Infiltration
Author's Note :yak, ikutan juga bikin fanfic buat lomba. awalnya sih ga mau ikut lantaran udah mau ujian, tapi pas diijinin maen komputer terus ga bisa update ke saga 9 kok rasanya bosen ya. yaudah nulis fanfic aja mumpung ada ide

rencananya ini mau dibikin two shoot aja, tapi kalau otak berkehendak lain? ya siapa tau jadi panjangan dikit.

Disclaimer :Xenocrest belongs to squad
Scout Master, Philip/Cafe Master, Emil, Hinmel belongs to Emil Chronicle Online
Fanfiction 'Infiltration' © KuroYuki 2011
Emil Chronicle Online™ is copyrighted ©GungHo Online Entertainment, Inc. and ©Gravity Co, Ltd. Wavegame was granted the right to publish, distributed and transmit Emil Chronicle Online™ in Indonesia.
ALL RIGHT RESERVED
Prologue : The Poison
Seperti pagi yang ia lalui pada umumnya, Xenocrest terbangun di Café Downtown. Rasanya punggungnya sakit karena tidur di kasur yang cukup tipis dan sama sekali tidak empuk. Pernah ia tanyakan beberapa kali, mengapa ia tidur di Café sedangkan Emil tidur di rumah Café Master padahal keduanya sama-sama menumpang. Namun jawabannya hanya singkat, jelas, dan padat.
“Daripada aku menyewa seorang mercenary lagi, lebih baik kalau aku menyuruhmu yang seorang Assassin menjaga tempat ini sekaligus kau menumpang tinggal kan?” ujar Philip, sang Café Master sambil tersenyum.
Pintu cafe pun terbuka, seorang
Emil bertopi dan berkaus putih memasuki ruangan kayu itu sambil membawa beberapa kantung belanjaan yang penuh dengan berbagai macam buah dan sayuran segar. Ia meletakkan belanjaannya dan mengeluarkan Egg Sandwich kesukaan Xenocrest. Setelah menghabiskan segelas Mineral Water yang disediakan oleh Philip, Xenocrest mengenakan Muffler hitamnya yang sudah agak usang dan Receiver serta Earplug putih kesayangannya.
“Pagi-pagi begini mau kemana?” tanya Philip yang kini mulai menyiapkan Sandwich dan kopi.
“Scout Master.” Balas Xenocrest datar sambil menutup pintu.
***
“Xeno! Akhirnya datang juga!”
Xenocrest berbalik menatap seorang Dominion cantik berambut merah pendek yang sering ia panggil Master. Perempuan itu duduk di kursinya, ia mengeluarkan sebuah amplop coklat yang cukup tebal dari laci mejanya dan menyerahkannya kepada Xenocrest. Sementara Assassin di depannya membaca laporan yang ada di dalam amplop itu, Scout Master mulai menjelaskan.
“Kau sudah tahu kan, kalau sejak dulu si Arthur itu memiliki hubungan yang kurang baik dengan para petinggi South?” tanyanya, Xenocrest hanya mengangguk. “Nah, Hinmel sempat menyelidiki, kalau Arthur mengembangkan sebuah senjata kimia untuk menyerang South.”
“Kira-kira kau tahu jenis racunnya?” tanya Xenocrest sambil terus membaca seluruh hal yang ada di laporan itu.
“Hmm.. Hinmel tampaknya tidak berhasil menemukannya. Tapi ia menguping perkataan beberapa orang yang ikut dalam proyek itu. Pokoknya mereka akan menyebarkan racun itu melalui udara. Sekali terhirup, bye-bye deh!” ujar Scout Master santai sambil menyeruput kopi.
Setelah meneguk kopi itu, Scout Master berkata, “Misi utamamu adalah
hancurkan proyek racun itu, jika sulit, ambil sampel racunnya dan bawa kemari."
Xenocrest segera memasukkan laporan-laporan itu ke dalam amplop lagi. “Aku pergi sendirian?”
“Kurang efisien juga ya kalau pergi sendirian. Dan tentu saja Hinmel akan ikut!” tambahnya sambil tersenyum.
Merasa mendapat informasi yang cukup, Xenocrest memasukkan semua laporan-laporan kembali ke dalam amplop dan membawanya. Selama menuruni tangga Guild Palace, ia pun berpikir mengenai rencana yang dapat ia gunakan untuk menyusup ke dalam tempat pengembangan racun itu. Langsung masuk dan menghancurkan semuanya dengan ranjau dan bom rakit? Kedengarannya mudah, tapi terlalu mencolok dan beresiko menerbangkan serpihan racun ke tempat-tempat lain di benua ini. Menyusup sambil menyamar menjadi salah satu pegawai di proyek itu? Xenocrest tidak mau berakhir sama dengan Hinmel yang akhirnya tetap bekerja di tambang Morg Fossil Fuel sampai beberapa bulan setelah misinya selesai.
Kalau begitu, gabungkan saja kedua rencana itu! Lihat keadaan, menyamar dan langsung menyusup ke tempat pengembangan racun, kalau mudah langsung hancurkan, kalau sulit ambil sampelnya dan kabur. Xenocrest segera berlari ke rumah Emil dan Philip, tempat ia menyimpan senjata-senjata dan berbagai macam peralatan khas seorang Assassin.
____________
Prologue END