Chapter 11, Artificial Purple Bear
-DeadMine Cave-Sesampainya di sebuah gua yang besar bagaikan sebuah aula, seorang titania berambut biru muda panjang dan sebuah pita bear dikepalanya sedang melawan sebuah beruang ungu besar dan tinggi. Tubuh perempuan titania itu sudah penuh luka, untuk berdiri saja sudah tidak kuat.
“Ughhh!! Mengalahlah beruang besar biarkan aku sekali ini saja mengalahkanmu!” Perempuan itu membuka buku yang dibawanya. Sambil membacakan mantra , buku itu bersinar terang dan sebuah lingkaran sihir yang mengeluarkan pusaran api besar muncul tepat pada beruang ungu itu. Fiery Tempest.
“ROAAARRR!!!” beruang besar itu mendorong titania itu dengan hempasan tangannya, Hempasan itu merobek pusaran api hingga menghilang.
“Lisaaa!!” Ice cepat berlari dan menangkapnya, dan membuat tubuhnya sebagai bantalan.
“E-eehh? Ice??” Perempuan itu melihatnya dengan kebingungngan, “A-apa yang kau lakukan di sini?”.
“A-ah itu..” sebelum sempat menjelaskan, dua bayangan dengan cepat bergerak dari belakang mereka dan menyerang beruang besar itu, Crush dan Nino. Nino memainkan cakar berhiaskan batu Ruby dengan lincah, setiap gerakannya seolah seperti tarian mengenai tubuh beruang itu. Sedangkan Crush melompat di udara dan mengayunkan kedua pedangnya tepat pada perutnya, kemudian disusul Candy yang tiba-tiba sudah berada di depan monster itu. Dengan sekuat tenaga gadis Emil itu mengepalkan tangannya dan memukul beruang itu hingga jatuh. Hau yang menyusul di belakang sempat terkejut melihat ketangguhan gadis itu, dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika tubuhnya terpukul oleh Candy dengan kekuatan seperti itu.
“Lisa! Syukurlah kamu tidak apa-apa” Nino memeluk erat rekannya yang baru saja berdiri.
“Hahahaha tak kusangka kamu membawa bantuan secepat ini” Lisa menyambut kedatangan mereka.
“Jadi apakah kalian melihat Ouroborus di sini?” Candy melirik kedua anggota utama Houki Boshi tersebut.
“Ouro-apa?” balas keduanya dengan wajah bingung.
Ice menjelaskan semuanya pada Lisa secara singkat.
“Ouroborus? Aku tidak pernah mendengar nama itu..” jawab Nino.
“Apa mereka ada kaitannya dengan hal-hal aneh yang terjadi belakangan ini?” Lisa bertanya dan melihat wajah orang-orang itu terkejut. Mereka baru saja menyadarinya, ‘yang belakangan ini terjdi? Apa maksudnya..monster’.
“Wah kasian sekali beruang ini... diserang begitu banyak orang” tiba-tiba suara feminim yang tidak mereka kenali terdengar memenuhi ruangan itu. Mereka melihat ke arah sumber suara misterius. Sesosok orang mengenakan jubah dan kerudung hitam berdiri di dekat tubuh Most Powerful Evil.
“S-siapa kamu?!” Ice terkejut saat orang itu memutar badannya, di kerudung orang itu terlihat lambang yang tidak asing, lambang Ouroborus, “Ka-kamu!”.
“Khu khu... rupanya kamu.. putra Lancelot bersama teman-temannya”.
“Lance-“ tiba-tiba wajah Ice memucat, semua rekannya mengetahui itu. Lutut Domineko itu tertekuk dan terjatuh, “-ba-bagaimana kamu tau nama ayahku?”.
Crush tidak bisa tinggal diam melihatnya seperti itu, “Apa yang kamu inginkan?”.
“Nothing” jawab sosok misterius itu tanpa membalas pertanyaan Ice, “aku hanya... ingin memberi salam kepada kalian. Lebih baik kalian pulang ke Acronia dan mengunci di kamar sambil mengamati kehancuran dunia ini, kalian tidak akan bisa menghentikan kami!” sosok itu tiba-tiba menuangkan sebuah botol berisi cairan berwarna merah ke tubuh beruang itu.
‘Bo-botol itu... aku pernah melihatnya di suatu tempat..’ pikir Ice dan Crush secara bersamaan.
Tiba-tiba guncangan hebat muncul dan menjatuhkan beberapa penyangga ruangan.
“Huaaa! Apa itu tadi?” teriak Hau sambil menyeimbangkan tubuhnya dan berpegangngan pada salah satu penyangga yang masih kokoh.
“Candy!!” Crush menompang badan Candy dan menancapkan pedangnya ke tanah agar tidak jatuh. Dalam sekejab ruangan menjadi hening.
“A-apa yang-“ Candy melihat pada sosok misterius itu yang masih berdiri normal tanpa ada rasa takut.
“Aku hanya membangunkan temanku... kuharap dia tidak brutal hihi” tawanya dengan merentangkan kedua tangannya. Perlahan tubuh orang misterius itu masuk kedalam tanah seolah terhisap oleh bayangannya sendiri, “Show Time~”.
“Tunggu!! Beritau aku, apa yang kamu ketahui tentang ayahku!” Ice berteriak ke arahnya yang sudah menghilang meninggalkan mereka ke dalam tanah.
“Firasatku tidak enak” tubuh Nino serasa mual, pandangannya terpaku pada asap-asap akibat runtuhan batu-batu itu. Sesosok bayangan besar berdiri jelas di sana. Most powerful evil itu berdiri lagi, tapi ukurannya tampak lebih besar dari sebelumnya dan matanya menjadi dua pasang mata amber yang menyala-nyala. Tidak hanya itu, bulu keunguannya berubah menjadi hitam dan kasar seperti jarum, tanduk-tanduk berwarna hitam keluar memenuhi tubuh si beruang.
“Mustahil, bukankah kita sudah membunuhnya?” Lisa terkejut dan teriak mati-matian.
“Artificial...” Nino menelan air liurnya, “Ja-jadi.. selama ini para Artificial itu... bukan fenomena alam...?”.
“Hmph, menarik..” tanpa banyak bicara Crush melepaskan Candy dan kembali menghunuskan pedang miliknya ke arah Artificial. Dengan segera mereka membuat formasi. Ice memanipulasi elemen monster itu dengan panah elemental miliknya, Hau mengubah elemen senjata milik Nino, Lisa membacakan mantra Lava Lake sedangkan Candy memberi Flame Heart pada kedua Ruby Claw milik Nino.
“Nino sekarang!!” seru IceBlow. Sesaat Lava Lake milik Lisa mereda, Nino langsung berlari kedepan sambil mempercepat langkahnya. Hujan serangan dari beruang itu dengat gesit dia hindari.
“Hah!! Rasakan serangan ini, beruang besar! Unforeseen Onslaught!!” dengan sekuat tenaga Asassin itu melompat ke udara dan menyerang ke arah tempat vital beruang itu, tetapi tangan monster itu menghempaskan Nino terlebih dahulu, “Wa-waahh!!”, dia melakukan salto di udara dan berusaha terjatuh dengan kedua kakinya terlebih dahulu. Tapi bukanlah lantai gua yang diinjaknya, melainkan sebuah pedang.
Semua orang di ruangan terkejut melihat orang yang memegang pedang itu, Crush. Dia membantu Nino dengan membuat pedangnya menjadi tumpuan. Nino terheran-heran, tapi ekspresi titania itu menjadi pahit dan keningnya berkerut, “bodoh apa yang kau lakukan, jangan lama-lama mengotori pedangku dengan sepatumu!”.
Titania itu melontarkannya dengan mengayunkan pedang miliknya kearah tepat kembali pada beruang ungu itu.
“Hiaaaaatttttt!!!!” Nino mengangkat cakarnya ke atas dan mengayunkannya ke arah monster itu.
SLASSHHH!!!
Perempuan dominion itu berhasil memotong kepala beruang ungu itu. Darah monster itu menyembur dan kepalanya menggelinding di tanah. Perlahan monter itu melebur menjadi butiran abu.
“Yeaahhh!!! Monster itu terkalahkan!” Hau bersorak.
“Jadi.. monster-monster itu...” Candy mengusap keringatnya.
“Hmph, mereka adalah MasterMindnya... semakin banyak saja daftar kejahatan mereka..” ucap Crush dengan dingin sambil menyarungkan kembali pedangnya.
“A-ayah...” Ice masih berdiri lemas sambil menundukan kepalanya.
“Ayo Ice, kita bisa mencari tau nanti, paling tidak...” Hau menepuk pundak rekannya, “tidak ada orang awam yang terluka...”.
“Masih ada yang harus kita lakukan, kita masih harus ke tempat peristirahatan harimau putih itu” saut Candy sambil mengajak rekan-rekannya untuk lekas keluar dari tempat itu.
-Battleship Island-Tidak disangka kejadian tadi berakibat pada perdesaan itu. Beberapa korban luka yang berada di dalam pertambangan segera di evakuasi dan di obati. Rombongan tadi langsung menyelinap dari kerumunan dan bergegas membeli tiket Airship kecil menuju kota Morg.
Mereka hanya memerlukan beberapa menit untuk sampai di tujuan, namun perjalanan itu terasa lama. Tidak satupun dari mereka berbicara, mereka hanya melihat keluar jendela, melihat awan kelabu yang terus menutupi wilayah itu.